Kekeliruan kedua yang disoroti oleh Ubaid adalah pengabaian hak anak untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Meskipun pemerintah mengumumkan anggaran pendidikan akan meningkat menjadi Rp757,8 triliun, kenyataannya anggaran tersebut terdistribusi kurang optimal, dengan banyak dana dialokasikan untuk program-program yang tidak langsung berdampak pada pendidikan anak.
Ubaid menjelaskan bahwa meskipun ada peningkatan anggaran, hal ini tidak menjamin akses pendidikan yang berkualitas bagi anak-anak. Putusan Mahkamah Konstitusi yang menyatakan bahwa sekolah harus bebas dari biaya belum dilaksanakan sepenuhnya, hal ini menunjukkan adanya kendala dalam implementasi kebijakan yang seharusnya mendukung hak pendidikan anak.
Pengaruh Program Terhadap Pendidikan Anak di Indonesia
JPPI mengemukakan bahwa berbagai program pemerintah, meskipun bertujuan baik, tidak boleh mengabaikan kebutuhan dasar pendidikan. Dalam prakteknya, pemenuhan gizi anak memang penting, tetapi hal tersebut tidak seharusnya mengalihkan perhatian dari pendidikan yang merupakan kebutuhan fundamentalan bagi pertumbuhan anak.
Fakta mencengangkan menunjukkan bahwa lebih dari 60 persen gedung sekolah dasar dalam keadaan tidak layak. Jumlah sekolah menengah yang tersedia juga jauh dari memadai, serta sarana pendukung yang minim menyebabkan akses pendidikan yang berkualitas menjadi sangat terbatas bagi anak-anak di banyak daerah.
Selain itu, masih terdapat jutaan guru yang belum memiliki sertifikasi yang memadai. Tanpa perhatian pada kualitas pendidikan serta kesejahteraan para pengajaran, mustahil untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan dan menjamin masa depan yang lebih baik bagi generasi muda.
Tantangan Infrastruktur Pendidikan di Tanah Air
Infrastruktur pendidikan di Indonesia masih menjadi tantangan besar. Banyak sekolah yang membutuhkan perbaikan mendesak sambil memprioritaskan penyediaan fasilitas yang mendukung proses belajar-mengajar yang efektif.
Kondisi gedung sekolah dan kekurangan sarana belajar menjadi penghambat utama. Pembelajaran yang berlangsung di lingkungan yang kurang memadai dapat mempengaruhi konsentrasi dan motivasi siswa, yang pada gilirannya berdampak negatif pada hasil akademik mereka.
Penting untuk memahami bahwa infrastruktur yang kuat sangat berkaitan dengan kualitas pendidikan. Sekolah yang berfungsi dengan baik bukan hanya menyediakan ruang untuk belajar, tetapi juga menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan karakter dan budi pekerti siswa.
Peran Keluarga dan Masyarakat dalam Pendidikan Anak
Pendidikan tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga melibatkan peran aktif dari keluarga dan masyarakat. Keluarga berfungsi sebagai lembaga pertama yang mengenalkan nilai-nilai pendidikan kepada anak, sementara masyarakat juga berperan untuk mendukung kegiatan edukatif.
Keperdulian orang tua terhadap pendidikan terutama sangat berpengaruh pada sikap dan perilaku anak di sekolah. Ketika orang tua terlibat dan memberikan dukungan yang memadai, anak akan lebih termotivasi untuk belajar dan mencapai potensi penuh mereka.
Masyarakat juga harus berkolaborasi untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pendidikan. Dengan bersatu, mereka dapat menginisiasi berbagai program yang bermanfaat bagi anak-anak, sehingga hak untuk mendapatkan pendidikan dapat terjamin dengan baik.