Makan Pedas – Pernahkah Anda merasa aneh ketika sedang menikmati semangkuk bakso atau makanan berkuah pedas, tiba-tiba hidung Anda mulai berair? Cairan atau ingus keluar begitu saja, meskipun Anda tidak sedang flu atau demam. Fenomena ini sering terjadi, terutama bagi pencinta makanan pedas, namun jarang dipahami penyebabnya.
Makanan pedas memang dikenal menciptakan berbagai sensasi dalam tubuh. Dari lidah yang terasa kebas, jantung yang berdebar lebih kencang, air mata yang mengalir, hingga hidung yang mendadak beringus. Sensasi ini menjadi bagian dari pengalaman makan pedas yang khas, tetapi mengapa hidung ikut-ikutan bereaksi ketika yang “berurusan” dengan pedas sebenarnya adalah mulut?
Reaksi ini tentu mengundang tanda tanya. Mulut yang makan, tetapi hidung yang seolah-olah ikut menanggung akibatnya. Untuk memahami hal ini, kita perlu melihat lebih dekat hubungan antara makanan pedas dan sistem tubuh, khususnya respons dari saraf dan membran mukosa di hidung. Fenomena ini, meskipun tampak sederhana, sebenarnya adalah hasil dari mekanisme tubuh yang sangat kompleks.
Penyebab Hidung Berair Saat Makan Makanan Pedas
Sensasi hidung berair saat menyantap makanan pedas sebenarnya memiliki penjelasan ilmiah yang menarik. Penyebab utamanya adalah capsaicin, senyawa aktif yang ditemukan dalam cabai dan buah-buahan dari keluarga Capsicum.
Capsaicin bertanggung jawab atas sensasi terbakar yang kita rasakan ketika mengonsumsi makanan pedas. Melansir IFL Science, senyawa ini bekerja dengan mengaktifkan reseptor nyeri di tubuh, khususnya pada lidah, mulut, dan tenggorokan. Ketika capsaicin menyentuh reseptor ini, otak menginterpretasikan sensasi tersebut sebagai panas atau rasa terbakar.
Namun, efek capsaicin tidak berhenti di situ. Senyawa ini juga memengaruhi membran mukosa di hidung. Ketika Anda mengonsumsi makanan pedas, tubuh merespons dengan meningkatkan produksi cairan, termasuk lendir di hidung, sebagai mekanisme pertahanan untuk menghilangkan “iritasi.” Inilah alasan mengapa hidung Anda mulai berair, meskipun yang sebenarnya terpapar pedas adalah mulut Anda.
Fenomena ini dikenal sebagai rhinorrhea gustatorik, yang merupakan respons alami tubuh terhadap makanan yang memiliki rasa kuat atau pedas. Meski terlihat mengganggu, hidung berair ini sebenarnya tidak berbahaya dan akan mereda setelah tubuh menyesuaikan diri dengan capsaicin.
Capsaicin dan Bahan Kimia Lain Pemicu Sensasi Pedas
Capsaicin adalah senyawa utama yang bertanggung jawab atas sensasi pedas dalam semua jenis cabai. Senyawa ini terkonsentrasi terutama pada selaput tipis yang menahan biji cabai, meskipun juga terdapat dalam daging buahnya. Inilah alasan mengapa biji cabai sering dianggap sebagai bagian paling pedas, meski faktanya selaput di sekitarnya adalah sumber capsaicin yang lebih signifikan.
Namun, capsaicin bukan satu-satunya bahan kimia yang bisa memicu sensasi pedas. Ada senyawa lain yang memberikan efek serupa, seperti allyl isothiocyanate. Senyawa ini ditemukan dalam beberapa jenis sayuran silangan, seperti lobak, mustard, dan wasabi. Allyl isothiocyanate menciptakan sensasi pedas yang berbeda dari capsaicin. Jika capsaicin memberikan rasa terbakar yang perlahan membangun intensitas, allyl isothiocyanate menghasilkan efek pedas yang tajam dan menusuk, terutama di area hidung dan sinus.
Sensasi pedas ini, baik dari capsaicin maupun allyl isothiocyanate, adalah hasil dari stimulasi reseptor rasa nyeri di tubuh. Namun, perbedaan karakteristik antara keduanya sering kali memberikan pengalaman unik tergantung pada jenis makanan yang Anda konsumsi. Jadi, apakah Anda menyukai pedasnya cabai atau tajamnya wasabi, tubuh Anda memiliki cara khusus untuk merespons setiap jenis senyawa pedas ini.
Kenapa Sensasi Pedas Terasa Panas dan Mengiritasi Tubuh?
Sensasi panas dan pedas yang Anda rasakan ketika makan cabai bukan hanya sekadar rasa—itu adalah respons alami tubuh terhadap iritasi yang disebabkan oleh bahan kimia dalam cabai, seperti capsaicin. Senyawa ini dikenal karena kemampuannya mengiritasi selaput lendir tubuh manusia, mulai dari mulut, hidung, hingga organ dalam seperti lambung dan paru-paru. Bahkan, area seperti mata dan rongga hidung bisa merasakan efeknya meskipun hanya melalui kontak tidak langsung.
Capsaicin bekerja dengan menempel pada reseptor tertentu di membran tubuh yang dirancang untuk merespons rasa sakit dan panas. Ketika ini terjadi, tubuh dan otak “yakin” bahwa mereka sedang dalam bahaya, meskipun sebenarnya tidak ada kerusakan fisik nyata. Sebagai respons, tubuh bereaksi dengan mengeluarkan cairan untuk melawan “ancaman” tersebut. Inilah yang menyebabkan air liur, air mata, dan lendir dari hidung keluar saat Anda makan makanan pedas.
Uniknya, hidung bisa bereaksi bahkan jika makanan pedas tidak langsung mengenai rongga hidung. Hal ini karena saraf sensorik di mulut dan tenggorokan berbagi jalur dengan saraf di rongga hidung. Jadi, sensasi pedas yang dirasakan di mulut dapat “memprovokasi” hidung untuk ikut bereaksi.
Meskipun sensasi pedas ini bisa terasa seperti sebuah tantangan bagi tubuh, makanan pedas tetap menjadi favorit banyak orang, terutama di Indonesia. Dengan ragam kuliner kaya rempah dan cabai, masyarakat Indonesia telah menjadikan pedas sebagai bagian dari identitas rasa yang sulit dipisahkan dari kehidupan sehari-hari.
Baca juga artikel kesehatan lainnya.