Ambruknya gedung di Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, telah menimbulkan duka mendalam bagi masyarakat. Hingga sekarang, korban jiwa yang ditemukan mencapai 53 orang, termasuk lima potongan tubuh, memicu upaya pencarian yang intensif oleh tim SAR.
Atribut penyelamatan pun semakin meningkat seiring dengan berjalannya waktu. Pada Minggu, tim gabungan berhasil mengevakuasi 27 jenazah dan mengidentifikasi mereka di Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya.
Setiap temuan menghantarkan harapan sekaligus kesedihan. Proses evakuasi korban di gedung yang ambruk ini mengalami kesulitan, terutama dalam mengidentifikasi potongan tubuh yang ditemukan di lokasi.
Jumlah Korban Terus Bertambah dan Proses Identifikasi
Proses identifikasi terhadap jenazah dan potongan tubuh masih berlangsung dengan penuh kehati-hatian. Tim DVI Polda Jatim bekerja keras untuk memastikan setiap jenazah dan body part yang ditemukan dapat teridentifikasi dengan baik.
Kepala Kantor SAR Kelas A Surabaya menyatakan bahwa lima potongan tubuh yang ditemukan masih belum dapat dipastikan saling berhubungan. Hal ini menambah kompleksitas penanganan kasus ini, di mana identifikasi menjadi sangat krusial.
Upaya untuk mengidentifikasi para korban terus dilakukan, namun tantangan yang muncul tidak sedikit. Identifikasi lanjutan akan mencakup pemeriksaan lebih mendalam atas kondisi setiap potongan tubuh yang ditemukan.
Proses Evakuasi dan Kendala yang Dihadapi Tim SAR
Proses evakuasi korban di Pondok Pesantren Al Khoziny telah mencapai 80 persen. Sektor utara dan tengah menjadi area yang lebih mudah diakses untuk penanganan, sementara sektor selatan diidentifikasi sebagai titik paling berisiko.
Di sektor selatan, material reruntuhan yang menutup bangunan lama menambah kesulitan bagi tim penyelamat. Penanganan di kawasan ini memerlukan teknik khusus dan perhatian ekstra untuk mencegah kemungkinan bangunan lama roboh.
Tim SAR harus melakukan pemotongan puing secara hati-hati guna memastikan tidak ada korban yang terjebak di bawah material runtuhan. Proses ini melibatkan metode penopangan untuk menjaga struktur yang ada agar tetap aman selama pencarian berlangsung.
Waktu Kritis dalam Pencarian Korban
Hasil sementara menunjukkan bahwa jumlah keseluruhan korban yang ditemukan mencapai 157 orang, dengan 104 di antaranya selamat. Namun, kabar duka datang dengan ditemukan 53 jenazah, termasuk potongan tubuh yang belum teridentifikasi.
Dari 157 korban tersebut, 10 orang masih dalam pencarian, dan statistik ini dapat bertambah. Tim SAR menghadapi ancaman serius di sektor selatan, di mana banyak material yang masih belum dibersihkan sepenuhnya.
Setiap waktu yang berlalu memicu harapan sekaligus kesedihan. Penghentian upaya pencarian harus dipastikan berdasarkan penilaian teknis dan kondisi di lokasi, agar tidak mengabaikan potensi adanya korban lain.
Latihan dan Persiapan Tim dalam Penanganan Bencana
Pengalaman mengenai bagaimana menangani bangunan yang ambruk menjadi pelajaran mendalam bagi tim SAR. Mereka dilatih untuk menghadapi kondisi berisiko tinggi, terutama dalam mengoperasikan alat berat di area yang runtuh.
Awareness dan persiapan untuk bencana sebelumnya juga menjadi faktor kunci dalam keseluruhan proses. Tim biasanya mendapatkan latihan khusus untuk memahami kondisi lapangan yang dapat mengancam keselamatan mereka saat bekerja.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah simulasi evakuasi. Hal ini memberi pengalaman langsung kepada tim dan memungkinkan mereka untuk merespons dengan cepat jika terjadi bencana serupa di masa depan.