Indonesia telah melakukan sejumlah langkah signifikan dalam pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto. Sejak mengambil alih kursi kepresidenan pada bulan Oktober 2024, beberapa kontrak pengadaan alutsista penting telah diumumkan kepada publik.
Transformasi pertahanan Indonesia menjadi salah satu agenda utama Prabowo. Ambisi ini tidak hanya terlihat dari pembelian baru, tetapi juga dari beberapa kesepakatan yang ditandatangani ketika ia menjabat sebagai Menteri Pertahanan.
Dengan fokus pada memperkuat pertahanan, pemerintah berkomitmen untuk memastikan bahwa Indonesia memiliki kekuatan yang memadai menghadapi berbagai tantangan regional. Adanya alutsista modern merupakan langkah vital dalam mencapai keamanan nasional.
Kontrak Pengadaan Pesawat Tempur Terbaru Oleh Indonesia
Salah satu pembelian yang menonjol adalah pesawat tempur KAAN, yang merupakan jet generasi 5.0 buatan Turkish Aerospace Industries. Indonesia secara resmi menandatangani kontrak untuk pengadaan 48 unit pesawat ini pada bulan Agustus.
Pemenuhan kontrak ini disaksikan langsung oleh Menteri Pertahanan, yang juga mencerminkan kolaborasi antara Indonesia dan Turki. Kesepakatan ini adalah bagian dari langkah Indonesia untuk memperkuat angkatan udara yang modern dan canggih.
Proses penandatanganan terjadi selama pameran pertahanan internasional di Istanbul, menunjukkan bahwa Indonesia aktif dalam menjajaki peluang kerja sama di sektor pertahanan global. Melalui inisiatif ini, Indonesia berharap mendapatkan teknologi dan kemampuan tempur yang lebih canggih.
Rencana Pembelian Pesawat Tempur Chengdu J-10 Dari China
Selain pesawat tempur KAAN, Indonesia juga sedang dalam proses pengadaan pesawat tempur J-10 dari Chengdu, China. Meskipun belum ada konfirmasi resmi mengenai rincian pembelian ini, Menteri Pertahanan menyebutkan bahwa pesawat tersebut akan segera terbang di langit Jakarta.
Kemhan sedang melakukan kajian lebih lanjut tentang potensi pembelian ini, menunjukkan keinginan untuk memperluas kapasitas angkatan udaranya. Ini merupakan langkah strategis untuk memastikan kesiapan menghadapi berbagai ancaman.
Seiring dengan meningkatnya kebutuhan pertahanan di kawasan Asia Tenggara, kehadiran pesawat J-10 diharapkan dapat menambah daya tawar Indonesia dalam diskusi keamanan regional. Pengadaan ini akan menjadi bagian dari rencana pertahanan jangka panjang negara.
Pembelian Pesawat Tempur Rafale Dari Prancis
Tidak hanya pesawat dari Turki, Indonesia juga mengamankan kontrak untuk pembelian 42 pesawat tempur Rafale dari Prancis. Kesepakatan pertama sudah diteken pada tahun 2022 untuk enam unit, dan dilanjutkan dengan kontrak tambahan pada tahun berikutnya.
Proses pengadaan ini berfokus pada memperkuat kemampuan tempur Indonesia di angkatan udara dengan teknologi canggih dari Prancis. Pada awal 2026, batch pertama pesawat Rafale dijadwalkan tiba di Indonesia, menandai kemajuan penting dalam program modernisasi TNI AU.
Pembelian ini juga membuka peluang bagi kerja sama jangka panjang yang lebih kuat antara Indonesia dan Prancis, terutama dalam bidang pertahanan dan industri militer. Dengan Rafale dalam armada udara, Indonesia dapat meningkatkan kapabilitas operasionalnya secara signifikan.
Perkembangan Dalam Pembelian Kapal Selam Scorpene
Pengadaan kapal selam juga diarahkan untuk memperkuat pertahanan maritim Indonesia. Kementerian Pertahanan mengumumkan bahwa kontrak untuk dua kapal selam Scorpene telah efektif per bulan Juli 2025.
Kapal selam yang dirancang dan dibangun oleh Naval Group ini merupakan tonggak penting dalam upaya meningkatkan kemampuan Angkatan Laut. Kapal selam ini akan sepenuhnya dibangun di Indonesia, mengedepankan pengembangan sumber daya manusia lokal.
Proyek ini tidak hanya sekadar untuk menghadirkan alutsista baru, tetapi juga berfokus pada transfer teknologi dan pengembangan industri pertahanan dalam negeri. Dengan adanya kapal selam ini, Indonesia dapat meningkatkan posisinya dalam konteks keamanan maritim di kawasan.