Hujan dengan intensitas tinggi melanda sejumlah wilayah di Jawa Barat, membawa dampak yang cukup serius bagi masyarakat. Sejak Senin (27/10), bencana seperti banjir bandang dan tanah longsor mulai terjadi di berbagai daerah, mengganggu aktivitas sehari-hari penduduk.
Berdasarkan laporan dari Pusat Data dan Informasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat, wilayah-wilayah seperti Kota Bogor, Kabupaten Karawang, dan Kabupaten Sukabumi menjadi titik-titik kritis yang terdampak. Rintik hujan yang turun tidak hanya mengakibatkan genangan air, tetapi juga perubahan lanskap yang mempengaruhi infrastruktur.
Di Kota Bogor, kondisi cuaca ekstrem menyebabnya longsor di beberapa titik yang mengakibatkan kerusakan pada fasilitas umum. Masyarakat setempat perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap cuaca yang tidak menentu dan dampak yang mungkin ditimbulkannya.
Dampak Banjir dan Longsor di Beberapa Wilayah
Di Kota Bogor, hujan deras disertai angin kencang menyebabkan kejadian yang mengganggu kehidupan sehari-hari. Di Kelurahan Sukasari dan Paledang, laporan menunjukkan satu unit fasilitas umum mengalami kerusakan, sementara di Bantarjati terdapat satu rumah yang rusak akibat pohon tumbang.
Tanah longsor juga menimpa beberapa wilayah di Bogor, seperti Kelurahan Bondongan dan Tanah Baru, mengakibatkan dua rumah rusak berat. Keberadaan sepuluh rumah lainnya juga terancam mengalami kerusakan lebih lanjut jika penanganan tidak segera dilakukan.
Total 18 kepala keluarga, setara dengan 65 jiwa, teridentifikasi terdampak di Bondongan, dan upaya penanganan darurat telah dilakukan oleh tim dari BPBD Kota Bogor. Kerja sama antara tim tersebut, TNI, Polri, dan masyarakat setempat menunjukkan kepedulian yang tinggi terhadap situasi sulit ini.
Situasi Banjir di Kabupaten Karawang dan Sukabumi
Di Kabupaten Karawang, intensitas hujan yang tinggi menyebabkan luapan Sungai Cibeet dan Ci Dawolong, merendam sekitar 50 rumah di Desa Kalangligar. Situasi ini membuat 60 kepala keluarga, yang dihuni oleh sekitar 180 jiwa, kehilangan akses terhadap tempat tinggal mereka.
Hujan lebat juga berdampak signifikan di Kabupaten Sukabumi, khususnya di Kecamatan Cisolok dan Cikakak. Delapan desa terpapar banjir dan longsor, membuat masyarakat harus menghadapi tantangan besar untuk bertahan hidup dan mencari tempat pengungsian.
Di Desa Cikahuripan, sebanyak 500 rumah terendam banjir, memaksa seluruh 500 kepala keluarga atau sekitar 1.500 jiwa untuk mengungsi ke SDN 1 Cisolok. Kerusakan yang parah pada beberapa bangunan menjadikan situasi ini semakin krisis bagi penduduk setempat.
Upaya Penanganan Darurat dan Koordinasi Tim
Untuk mengatasi keadaan darurat ini, BPBD Kabupaten Sukabumi telah mendirikan posko darurat di kantor Kecamatan Cisolok. Dengan melibatkan berbagai unsur seperti BPBD, TNI, Polri, Dinas Sosial, PMI, dan Dinas Kesehatan, mereka berupaya memberi bantuan setidaknya untuk kebutuhan dasar masyarakat yang terdampak.
Pranata Humas BPBD Jawa Barat, Hadi Rahmat, menekankan pentingnya koordinasi yang baik antar unit penanggulangan bencana. “Kami memastikan semua tim di lapangan melakukan asesmen cepat dan mendirikan posko pengungsian,” ungkapnya.
Hadi juga mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana yang mungkin terjadi ke depannya. Pelaporan cepat dari warga juga sangat membantu tim dalam mengambil tindakan penanganan yang diperlukan dengan segera.
