Vasektomi sering kali menjadi topik pembicaraan yang menimbulkan berbagai mitos dan kesalahpahaman, terutama di kalangan pria. Penting untuk meluruskan pandangan ini agar masyarakat lebih paham tentang prosedur ini dan manfaatnya.
Dokter spesialis urologi Dimas S Wibisono menjelaskan bahwa vasektomi adalah tindakan medis yang tidak boleh disamakan dengan kebiri. Prosedur ini termasuk dalam kategori kontrasepsi permanen yang aman dan efektif bagi pria yang tidak ingin memiliki anak lagi.
Pentingnya Memahami Proses Vasektomi Secara Mendalam
Vasektomi adalah tindakan bedah minor yang memotong saluran sperma, yang dikenal sebagai vas deferens. Dengan cara ini, sperma tidak dapat bercampur dengan air mani yang dikeluarkan saat ejakulasi.
Prosedur ini dapat dilakukan dalam waktu singkat dan biasanya tidak memerlukan rawat inap. Sebagian besar pria dapat kembali melakukan aktivitas sehari-hari dalam waktu beberapa hari pasca operasi.
Selama proses vasektomi, dokter akan melakukan anestesi lokal sehingga pasien tidak merasa nyeri. Dengan demikian, prosedur ini dapat berlangsung dengan nyaman dan aman bagi semua pihak yang terlibat.
Perbedaan Antara Vasektomi dan Kebiri dalam Kesehatan Pria
Salah satu mitos yang sering beredar adalah bahwa vasektomi sama dengan kebiri. Namun, seperti yang dijelaskan Dimas, kebiri adalah prosedur yang lebih invasif, menghilangkan testis dan mempengaruhi tingkat hormonal pria.
Kebiri memang dapat mengurangi kemampuan ereksi dan menurunkan produksi hormon testosteron. Sementara, vasektomi hanya memengaruhi saluran yang mengantarkan sperma, sehingga ereksi dan hormon tetap normal.
Saat melakukan vasektomi, banyak pria khawatir akan berkurangnya kenikmatan seksual. Namun, Dimas menegaskan bahwa vasektomi seharusnya tidak mempengaruhi kualitas hubungan seksual dan bahkan dapat meningkatkan kepuasan seksual pasca-prosedur.
Perawatan Pasca Vasektomi yang Harus Diperhatikan Pria
Setelah menjalani vasektomi, penting bagi pria untuk mengikuti instruksi dokter mengenai hubungan seksual. Dimas menyarankan agar pria menunggu satu minggu sebelum kembali berhubungan intim.
Saat kembali melakukan hubungan seksual, penggunaan kondom sangat dianjurkan sampai 20 kali ejakulasi setelah prosedur. Ini untuk menghindari kemungkinan masih ada sperma yang tersisa dalam saluran sperma.
Setelah periode tersebut, disarankan untuk melakukan pemeriksaan ulang atau cek spermatozoa untuk memastikan bahwa prosedur vasektomi berhasil. Meskipun vasektomi sangat efektif, pemeriksaan tambahan bisa memberi rasa tenang bagi pasangan.