Dua pendaki, Deden Yudi (42) dan anaknya Zaizafan Dhiya, menggegerkan publik setelah dilaporkan hilang saat melakukan pendakian di Gunung Bukittunggul. Penyusuran yang dilakukan oleh tim penyelamat menjadi sorotan karena proses pencarian yang penuh tantangan dan drama, berujung pada penemuan mereka yang selamat.
Insiden ini bermula ketika Deden dan Zaizafan mendaftar untuk mendaki pada hari Rabu dengan rencana pulang dalam sehari. Namun, ketika waktu berlalu, mereka tak kunjung kembali, menimbulkan kecemasan di kalangan keluarga dan petugas.
Setelah beberapa hari pencarian intensif oleh tim SAR dan relawan lokal, Deden dan Zaizafan akhirnya ditemukan di hari Jumat siang. Keberhasilan tim penyelamat ini menjadi titik terang dalam sebuah kisah yang hampir berakhir tragis.
Fakta Penting Tentang Hilangnya Deden dan Zaizafan
Dalam perkembangan awal, kabar tentang hilangnya Deden dan Zaizafan muncul setelah informasi dari masyarakat setempat. Beberapa saksi melapor bahwa mereka melihat kedua pendaki ini di Pos 2 jalur pendakian Gunung Bukittunggul.
Setelah mencapai pos tersebut, mereka memutuskan untuk tidak melanjutkan pendakian ke puncak. Keputusan ini diambil setelah mereka memilih untuk turun lewat jalur yang tidak resmi, yang kemudian membuat jejak mereka menjadi hilang.
Berdasarkan informasi dari keluarga, Deden dan Zaizafan sempat mengalami masalah keluarga. Deden dikabarkan telah bercerai dan berangkat mendaki untuk menghabiskan waktu bersama anaknya.
Proses Pencarian yang Menegangkan dan Komprehensif
Menanggapi laporan hilangnya dua pendaki ini, berbagai pihak mulai melakukan pencarian di area Gunung Bukittunggul. Tim SAR, yang terdiri dari Basarnas, TNI, dan Polri, berkerjasama dengan relawan setempat untuk menghentikan pencarian.
Tim mulai bekerja pada hari Kamis malam dengan penggunaan metode “hasty search” untuk lebih meningkatkan efisiensi pencarian. Dalam metode ini, fokus dilakukan pada lokasi-lokasi yang diduga kuat sebagai tempat keberadaan mereka, seperti jejak kaki atau barang tertinggal.
Selain itu, tim dari basecamp juga melakukan pencarian di jalur pendakian utama, walaupun mereka tidak menemukan petunjuk lebih lanjut mengenai keberadaan Deden dan Zaizafan.
Pengalaman Pribadi Deden Selama Di Hutan
Setelah berhasil ditemukan, Deden menceritakan pengalaman mendakinya yang menjadi pelajaran berharga. Meskipun ini adalah kali pertama baginya mendaki Gunung Bukittunggul, dia mengaku bahwa niat awalnya hanya untuk hiking, bukan untuk camping.
Dia menjelaskan bahwa perjalanan dimulai pagi hari dan mereka berhasil mencapai puncak di sore hari. Namun, saat hendak turun, Deden menyadari bahwa mereka telah kehilangan arah dan semakin gelap, situasi tersebut membuatnya merasa bingung dan terjebak dalam hutan.
Kesulitan pun meningkat ketika Deden menyadari bahwa dia tidak membawa perbekalan yang cukup untuk bertahan dua hari. Mereka hanya mengenakan pakaian yang melekat di badan, dan harus tidur dalam kedinginan tanpa fasilitas yang memadai.
Strategi Bertahan Hidup Deden dan Apa yang Belajar Dari YouTube
Dengan kondisi sulit yang dihadapi, Deden berusaha menerapkan ilmu bertahan hidup yang ia pelajari dari video di YouTube. Langkah pertama yang dilakukannya adalah mencari sumber air untuk diminum.
Deden juga menjelaskan bahwa dia dan anaknya tidak membawa perbekalan yang cukup untuk makan. Meski demikian, ia berusaha semaksimal mungkin agar keduanya tidak mengalami dehidrasi.
Malam yang mereka lalui dapat dikatakan cukup menegangkan, tetapi berkat usaha dan strategi Deden, mereka berhasil bertahan dan menunggu tim penyelamat yang akhirnya datang ke lokasi mereka keesokan harinya.