Kabar tentang dugaan bunuh diri seorang mahasiswa Universitas Udayana, Timothy Anugrah Saputra, mengejutkan banyak pihak. Timothy diduga mengalami perundungan dari rekan-rekannya, yang berujung pada kejadian tragis ini. Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Brian Yuliarto, langsung memberikan respons terhadap insiden memilukan ini.
Setelah mendengar kabar duka tersebut, Menteri Brian menghubungi pihak rektorat untuk mendapatkan penjelasan lebih lanjut. Ia menegaskan bahwa semua pihak harus berduka dan memberikan dukungan kepada keluarga korban dalam situasi yang sulit ini.
“Kami sangat kaget dan prihatin dengan kejadian ini. Kami telah meminta penjelasan dari rektor Universitas Udayana dalam upaya memahami situasi tersebut,” ujar Brian saat diwawancarai.
Tindakan Resmi dari Pihak Kementerian untuk Penanganan Kasus ini
Brian juga mengingatkan bahwa universitas seharusnya menjadi lingkungan yang aman dan nyaman untuk belajar. Dia meminta agar kampus tidak hanya menjadi tempat menuntut ilmu, tetapi juga melindungi mahasiswa dari segala bentuk kekerasan, termasuk bullying. Hal ini menjadi tanggung jawab semua pihak yang terlibat di dalamnya.
Dia mengisyaratkan pentingnya peraturan Kementerian Pendidikan yang mengatur pencegahan dan penanganan kekerasan di kampus. Ini bertujuan agar kasus serupa tidak terulang di masa mendatang.
Menteri Brian menambahkan bahwa rektor Universitas Udayana telah membentuk tim untuk menyelidiki kejadian ini. Tim tersebut diharapkan dapat membawa kejelasan mengenai apa yang sebenarnya terjadi dan menyediakan dukungan yang diperlukan.
Pentingnya Membangun Atmosfer yang Aman di Kampus
Dalam pernyataannya, Brian mengajak semua mahasiswa untuk ikut berperan aktif dalam menciptakan atmosfer yang aman di kampus. Ia mengimbau agar setiap individu dapat membangun hubungan yang saling mendukung dan tidak saling menjatuhkan. Kerjasama ini diharapkan dapat mencegah terjadinya perundungan di lingkungan akademis.
“Kami berharap permasalahan ini bisa diselesaikan secara baik dan melibatkan seluruh pihak. Mari kita bangun kebersamaan dan pemahaman di antara para mahasiswa,” ujar Brian. Dia percaya bahwa setiap orang memiliki tanggung jawab untuk menciptakan suasana yang positif.
Louisa, seorang mahasiswi angkatan yang sama dengan Timothy, menambahkan, “Kita harus lebih peduli satu sama lain. Bullying itu bisa berdampak sangat serius. Semua orang harus berkontribusi untuk menghentikannya.”
Kronologi dan Dampak dari Kejadian Tragis Ini
Timothy Anugrah Saputra meninggal dunia pada tanggal 15 Oktober 2025 setelah melompat dari lantai dua gedung Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). Menurut informasi yang dihimpun, ia merupakan korban perundungan oleh sejumlah mahasiswa lainnya.
Aksi kejam ini bukan hanya berujung pada hilangnya nyawa, tetapi juga membawa dampak besar bagi lingkungan kampus. Pihak universitas telah mengambil langkah tegas dengan mengeluarkan enam mahasiswa yang diduga terlibat dalam tindak perundungan.
Di antara enam mahasiswa tersebut, empat orang adalah pengurus Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik di fakultas yang sama. Keberanian universitas untuk mengambil tindakan ini menunjukkan komitmen mereka untuk tidak mentolerir kekerasan di kampus.
Pendidikan Karakter dan Kesadaran tentang Kesehatan Mental
Insiden ini perlu menjadi refleksi bagi setiap individu di lingkungan pendidikan. Terdapat kebutuhan mendesak untuk mendidik mahasiswa tentang pentingnya kesehatan mental dan dampak jangka panjang dari perundungan. Banyak kasus serupa di masa lalu yang menunjukkan bahwa bullying dapat menyebabkan konsekuensi fatal bagi korban.
Sejumlah pihak menyarankan agar kampus melakukan workshop atau seminar mengenai kesehatan mental dan perilaku anti-perundungan. Selain itu, mahasiswa juga diharapkan dapat berpartisipasi dalam kegiatan yang membangun karakter dan empati.
“Kampus bukan hanya tempat belajar, tetapi juga tempat untuk tumbuh dan berinteraksi sosial. Oleh karena itu, kita perlu bersatu untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik,” pungkas Brian Yuliarto.