Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) mengambil langkah signifikan dalam menunjang program gizi dengan membangun dua dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) baru di Yogyakarta. Langkah ini diharapkan dapat menyediakan makanan bergizi secara gratis kepada masyarakat, terutama anak-anak di lingkungan sekolah untuk mendukung kesehatan dan pertumbuhan mereka.
Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsekal Pertama I Nyoman Suadnyana, mengungkapkan bahwa pembangunan dapur tersebut dikoordinasikan oleh Lanud Adi Sutjipto. Proses pembangunan ini diharapkan dapat memberikan hasil yang optimal dalam waktu yang tidak lama dan memberi dampak besar bagi kebutuhan gizi di daerah tersebut.
Nyoman juga menambahkan bahwa pemantauan terhadap pembangunan kedua dapur ini berjalan baik. Dapur ketiga yang terletak di Detasemen AU Gading sudah mencapai kemajuan hingga 50 persen, sedangkan dapur keempat yang berlokasi di Wonosari baru mencapai 5 persen pada tahap awal konstruksi.
Pembangunan Dapur Sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Gizi Anak-anak
“Kedua dapur ini akan menjadi bagian dalam memperkuat jaringan distribusi makanan bergizi yang dikelola oleh SPPG Lanud Adisutjipto,” tegas Nyoman. Dengan adanya dapur ini, TNI AU berkomitmen untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dirangkum dalam satu sistem yang lebih teratur dan efektif.
Pembangunan ini tidak hanya fokus pada fisik dapur saja, tetapi juga pada sistem logistika dan distribusi makanan yang terencana. Dalam waktu dekat, setelah kedua dapur beroperasi, mereka akan mampu memproduksi ribuan porsi makanan bergizi untuk disebarkan ke sekolah-sekolah yang berada di sekitar lanud.
Danlanud Adisutjipto, Marsma Toto Ginanto, menegaskan bahwa pembangunan SPPG ini dipastikan telah berjalan sesuai rencana. Ia berharap dapur-dapur ini dapat membantu mengurangi angka stunting dan malnutrisi di daerah sekitarnya dengan menyediakan akses makanan bergizi yang lebih baik.
Pendapat Gubernur DIY tentang Kapasitas Produksi Dapur SPPG
Sebelumnya, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X, memberikan tanggapan terkait kapasitas produksi dapur SPPG. Ia menyatakan bahwa target produksi sebanyak 2.000 porsi untuk setiap unit dapur perlu ditinjau kembali agar lebih efektif dalam pelaksanaannya.
Sultan tidak menolak jika kapasitas memungkinkan untuk mencapai 3.000 porsi, asalkan pengelolaannya dibagi menjadi beberapa sub dapur yang lebih praktis. “Intinya, seluruh sistem ini harus bisa berfungsi dengan baik agar bisa memaksimalkan distribusi makanan kepada yang membutuhkan,” jelasnya.
Menurut Sultan, penting untuk memastikan bahwa porsi makanan yang diproduksi tidak hanya banyak, tetapi juga memenuhi standar gizi yang diperlukan. Hal ini sejalan dengan tujuan utama dari program gizi nasional.
Mendorong Kerjasama Antara Pemerintah dan TNI dalam Misi Gizi Nasional
Pada konferensi pers, Nyoman juga mengemukakan harapan agar kehadiran dapur-dapur ini bisa mendorong kolaborasi yang lebih erat antara instansi pemerintah dan TNI dalam menjalankan misi gizi nasional. Dengan cara ini, mereka berharap dapat memberikan dampak positif bagi generasi mendatang.
Keberadaan dapur SPPG diharapkan bisa memenuhi kebutuhan makanan bergizi secara tepat dan efisien. Melalui kerja sama ini, TNI AU ingin berperan aktif dalam memenuhi gizi yang sehat dan seimbang bagi anak-anak sebagai generasi penerus bangsa.
Model kolaborasi seperti ini dapat menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia untuk merancang dan melaksanakan program serupa, demi tercapainya kesehatan masyarakat yang lebih baik. Dengan dukungan yang baik, TNI dan pemerintah daerah bisa berkontribusi aktif dalam mengurangi masalah gizi di Indonesia.