Trigeminal Neuralgia Ketika Nyeri – Trigeminal neuralgia adalah kondisi kesehatan yang memicu rasa sakit luar biasa pada salah satu sisi wajah. Sering kali, kondisi ini disalahartikan sebagai sakit gigi parah, karena nyerinya terasa di sekitar rahang atau mulut. Namun, rasa sakit yang dialami penderita trigeminal neuralgia jauh lebih hebat dibandingkan nyeri gigi biasa, dengan intensitas yang bisa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Penderita trigeminal neuralgia merasakan nyeri tajam, menusuk, atau seperti tersengat listrik yang tiba-tiba datang, bahkan hanya dengan sedikit stimulasi pada area wajah, seperti saat berbicara, makan, atau menyentuh kulit. Kondisi ini bisa berlangsung dari beberapa detik hingga menit, dan frekuensi serangannya bisa terjadi berkali-kali dalam sehari, membuat penderitanya sulit menjalani rutinitas normal.
Apa yang Dimaksud dengan Trigeminal Neuralgia?
Trigeminal neuralgia adalah gangguan saraf yang ditandai dengan nyeri hebat di wajah yang datang secara tiba-tiba. Penderita sering menggambarkan rasa sakit ini seperti sengatan listrik, sensasi terbakar, atau terasa tersayat pada satu sisi wajah. Menurut dr. Mustaqim Prasetya, SpBS, SubSp. N-Func (K) dari RS Pusat Otak Nasional, trigeminal neuralgia dikenal sebagai salah satu gangguan paling menyakitkan yang dapat dialami oleh manusia.
Nyeri yang dihasilkan oleh kondisi ini sangat intens dan bisa berlangsung dalam durasi singkat, namun sering kali datang berulang kali, menyebabkan penderita merasa sangat terganggu dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
Nyeri Trigeminal Neuralgia yang Melebihi Skala
Pada skala nyeri dari 0 hingga 10, penderita trigeminal neuralgia sering menggambarkan rasa sakit yang mereka alami jauh melebihi batas skala tersebut, bahkan mencapai angka 16. Intensitas rasa sakit yang begitu tinggi membuat banyak pasien merasa seolah-olah terjebak dalam penderitaan yang konstan dan sangat menyiksa. Nyeri yang dialami bisa sangat parah sehingga memengaruhi kualitas hidup, membuat mereka sulit untuk melakukan aktivitas sehari-hari, bahkan hanya sekadar berbicara atau makan.
Karena nyeri yang ekstrem ini, trigeminal neuralgia sering disebut sebagai salah satu kondisi medis paling menyakitkan yang pernah dialami manusia.
Rasa Sakit yang Mendorong Pasien ke Batas Putus Asa
“Rasa sakit yang begitu intens ini membuat pasien merasa terjebak dalam penderitaan konstan yang sangat menyiksa,” kata Tyo dalam sebuah diskusi di Jakarta. Penderita trigeminal neuralgia sering kali tampak sehat dari luar, tetapi sebenarnya mengalami nyeri luar biasa yang terus-menerus. Sayangnya, kondisi ini sering kali membuat mereka dianggap berlebihan atau tidak dipercaya oleh orang di sekitar, yang justru memperparah kondisi mental mereka. Ketidakpercayaan tersebut dapat menambah beban psikologis, mendorong pasien ke titik depresi dan keputusasaan.
Nyeri yang intens dan berkelanjutan membuat banyak pasien merasa seolah-olah tidak ada jalan keluar. Beberapa bahkan sampai berpikir untuk mengakhiri hidup mereka. “Sampai muncul perasaan ingin menyerah. Saya merasa tidak sanggup hidup seperti ini dan berpikir untuk bunuh diri,” tambah Tyo. Kisah tragis ini bukan hanya satu-satunya.
Salah satu kasus yang pernah ditangani Tyo adalah seorang pasien muda berusia antara 20 hingga 25 tahun dari Semarang. Nyeri yang tak tertahankan membuat pasien tersebut merasa sangat putus asa, sehingga akhirnya harus dibawa ke Jakarta untuk mendapatkan perawatan medis yang lebih intensif.
Apa Penyebab Trigeminal Neuralgia?
Salah satu penyebab utama trigeminal neuralgia adalah tekanan yang diberikan oleh pembuluh darah di pangkal otak. Ketika pembuluh darah, baik arteri maupun vena, menekan saraf trigeminal, hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada lapisan pelindung saraf. Tekanan tersebut mengganggu fungsi saraf trigeminal, yang kemudian memicu nyeri hebat yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Selain tekanan dari pembuluh darah, menurut Tyo, ada beberapa faktor lain yang dapat memicu trigeminal neuralgia, di antaranya:
- Tumor yang menekan saraf
- Kelainan pada pembuluh darah
- Adanya perekat struktural di otak yang menekan saraf
- Cedera pada saraf trigeminal
- Penyakit autoimun yang merusak saraf
Setiap faktor tersebut dapat berkontribusi pada timbulnya nyeri yang luar biasa, sehingga memahami penyebab trigeminal neuralgia sangat penting untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Dengan mengetahui faktor pemicunya, langkah-langkah pengobatan yang sesuai bisa dilakukan untuk meringankan penderitaan pasien.
Apakah Trigeminal Neuralgia Bisa Disembuhkan?
Tyo menjelaskan bahwa mendiagnosis trigeminal neuralgia biasanya dilakukan berdasarkan deskripsi nyeri yang dialami pasien. Meskipun rasa sakitnya dapat sangat menyiksa, ada beberapa solusi yang dapat membantu meredakan penderitaan tersebut.
Obat untuk Trigeminal Neuralgia
Pengobatan awal yang umum untuk trigeminal neuralgia sering kali menggunakan obat antikejang, karena obat penghilang rasa sakit biasa sering tidak efektif. Obat antikejang membantu mengurangi frekuensi dan intensitas serangan nyeri pada pasien. Namun, seiring waktu, beberapa pasien mungkin merasa obat tersebut kurang efektif atau mengalami efek samping yang tidak menyenangkan, seperti kantuk berlebihan.
Untuk kasus-kasus di mana obat tidak lagi memberikan manfaat yang cukup, ada opsi pengobatan yang lebih agresif yang bisa dipertimbangkan.
Operasi untuk Trigeminal Neuralgia
Dengan kemajuan teknologi medis, beberapa metode operasi telah dikembangkan untuk mengatasi trigeminal neuralgia. Salah satu metode paling efektif adalah dekompresi mikrovaskular (MVD). Dalam prosedur ini, ahli bedah saraf memindahkan pembuluh darah yang menekan saraf trigeminal, sehingga kerusakan saraf bisa dihentikan dan rasa nyeri dihilangkan. Prosedur ini dilakukan melalui sayatan kecil di belakang telinga. Hasilnya sangat menjanjikan, dengan banyak pasien yang melaporkan nyeri mereka berkurang secara signifikan atau bahkan hilang setelah operasi, serta tingkat keberhasilan yang sangat tinggi.
Pengobatan Neuralgia Trigeminal Tanpa Operasi
Bagi pasien yang belum siap menjalani operasi, ada beberapa alternatif non-bedah yang bisa membantu mengelola nyeri wajah. Salah satu opsinya adalah prosedur intervensi nyeri perkutan, seperti Percutaneous Radio Frequency Rhizotomy (PRFR) dan Percutaneous Balloon Compression (PBC). Teknik-teknik ini bertujuan untuk mengurangi kepekaan saraf terhadap rasa sakit dengan tingkat risiko yang lebih rendah dibandingkan operasi MVD.
Selain itu, prosedur Gamma Knife, yang merupakan bedah radio stereotaktik menggunakan radiasi terfokus, juga menjadi pilihan. Meskipun hasilnya tidak langsung terasa, banyak pasien melaporkan perbaikan dalam beberapa minggu setelah menjalani prosedur ini.
Bisakah Trigeminal Neuralgia Bersifat Psikosomatis?
Meskipun trigeminal neuralgia adalah kondisi medis yang berakar pada masalah saraf, aspek psikosomatis seperti kecemasan dan depresi dapat memperburuk gejala nyeri yang dialami pasien. Oleh karena itu, dukungan psikologis memainkan peran penting dalam pemulihan dan pengelolaan nyeri kronis ini.
Menurut Tyo, terapi tambahan seperti akupunktur dan penyuntikan botox bisa menjadi pilihan yang berharga untuk membantu meredakan nyeri trigeminal neuralgia. Selain itu, dukungan dari seorang psikolog atau hipnoterapis dapat membantu pasien menghadapi stres dan kecemasan yang sering kali menyertai kondisi ini. Pendampingan emosional dapat membantu mengurangi dampak psikologis dari nyeri yang berkepanjangan, sehingga pasien lebih siap dalam menghadapi kondisinya dan mencapai kualitas hidup yang lebih baik.
Terapi psikologis dan relaksasi, yang ditujukan untuk mengelola stres, dapat membantu pasien merasa lebih terkendali dan memperbaiki kondisi mental mereka, sehingga nyeri yang dirasakan tidak semakin parah.
Baca juga artikel kesehatan lainnya.