Mitos atau Fakta: Laki-laki Dilarang Minum Susu Kedelai?

Mitos atau Fakta: Laki-laki Dilarang Minum Susu Kedelai?

Mitos atau Fakta – Kedelai merupakan salah satu sumber protein nabati yang populer dan sering dijadikan alternatif pengganti daging merah atau susu sapi. Makanan ini tidak hanya bermanfaat bagi mereka yang menjalani pola makan vegetarian atau vegan, tetapi juga bagi mereka yang ingin mengurangi konsumsi produk hewani. Salah satu olahan kedelai yang sangat digemari adalah susu kedelai.

Susu kedelai menawarkan berbagai manfaat kesehatan. Selain rasanya yang enak, susu ini kaya akan protein, serat, serta vitamin dan mineral penting, seperti kalsium, zat besi, dan vitamin B. Bagi mereka yang intoleran terhadap laktosa atau alergi terhadap susu sapi, susu kedelai menjadi pilihan yang baik sebagai pengganti susu konvensional.

Manfaat kesehatan susu kedelai meliputi peningkatan kesehatan jantung, dukungan terhadap sistem pencernaan, serta potensi penurunan kolesterol. Ini menjadikannya minuman yang sehat untuk berbagai kelompok, termasuk laki-laki, meskipun ada beberapa mitos yang menyatakan sebaliknya.

Mitos: Susu Kedelai Berpengaruh pada Kesehatan Reproduksi Pria

Sayangnya, meskipun susu kedelai dikenal memiliki banyak manfaat, beberapa rumor berkembang terkait dampaknya terhadap kesehatan reproduksi pria. Beberapa sumber menyebutkan bahwa konsumsi susu kedelai dapat memengaruhi kadar hormon pria, khususnya testosteron, dan berpotensi menyebabkan gangguan pada kesehatan reproduksi. Hal inilah yang menyebabkan banyak laki-laki menjadi ragu atau bahkan menghindari konsumsi susu kedelai.

Namun, benarkah laki-laki tidak boleh minum susu kedelai? Apakah rumor tersebut benar adanya? Untuk mendapatkan jawaban yang akurat, mari kita simak penjelasan ilmiah berikut ini!

Susu Kedelai dan Kandungan Nutrisinya

Susu kedelai terbuat dari sari pati kedelai yang diolah dan dicampur dengan bahan tambahan seperti pemanis atau penstabil. Produk ini banyak dipilih sebagai alternatif sumber protein bagi mereka yang intoleran terhadap laktosa atau alergi terhadap susu sapi. Selain lezat, susu kedelai juga kaya akan berbagai nutrisi.

Susu kedelai mengandung protein lengkap, serat, kalium, vitamin B6, magnesium, folat, dan seng. Selain itu, susu kedelai juga mengandung senyawa fitoestrogen yang dikenal sebagai isoflavon. Isoflavon ini merupakan senyawa yang memiliki sifat mirip dengan hormon estrogen manusia. Kehadiran isoflavon inilah yang sering menjadi perdebatan seputar konsumsi susu kedelai, terutama bagi laki-laki.

Efek Konsumsi Susu Kedelai pada Laki-Laki

Beberapa penelitian melaporkan bahwa konsumsi susu kedelai pada laki-laki mungkin berdampak pada kesehatan reproduksi dan maskulinitas. Beberapa orang mengaitkannya dengan penurunan kadar testosteron, jumlah sperma yang menurun, dan disfungsi ereksi. Ada juga laporan mengenai gejala feminisasi pada pria, seperti ginekomastia (pembesaran kelenjar susu pada laki-laki).

Dalam jurnal Internal Medicine tahun 2022, seorang pria berusia 54 tahun dilaporkan mengalami disfungsi ereksi dan ginekomastia setelah rutin mengonsumsi 1,2 liter susu kedelai setiap hari selama tiga tahun, yang setara dengan 310 mg isoflavon per hari. Studi lain dalam jurnal Human Reproduction tahun 2008 melaporkan bahwa asupan kedelai yang tinggi berhubungan dengan kualitas sperma yang lebih rendah. Namun, penelitian ini melibatkan banyak partisipan yang mengalami obesitas, di mana obesitas itu sendiri diketahui dapat mempengaruhi kualitas sperma.

Penelitian pada hewan yang dilaporkan dalam Proceeding of the Society for Experimental Biology and Medicine tahun 1995 juga menunjukkan bahwa paparan isoflavon dosis tinggi pada tikus jantan dapat menghambat perkembangan organ seksual. Meski demikian, sebagian besar penelitian ini melibatkan konsumsi kedelai dalam jumlah besar atau dilakukan pada individu dengan kondisi medis tertentu.

Jadi, Apakah Benar Laki-Laki Tidak Boleh Minum Susu Kedelai?

Meski ada beberapa laporan mengenai efek isoflavon pada kesehatan seksual pria, hasil penelitian ini masih menjadi perdebatan. Kebanyakan penelitian hanya dilakukan pada individu tertentu dengan kondisi medis seperti diabetes atau obesitas, serta melibatkan dosis kedelai yang sangat tinggi. Para ahli juga menekankan bahwa isoflavon memiliki efek yang jauh lebih lemah dibandingkan estrogen manusia, sehingga dampaknya pada hormon tidak begitu signifikan.

Ahli gizi Matthew Nagra menjelaskan bahwa isoflavon dalam tubuh bekerja 100 hingga 1.000 kali lebih lemah daripada estrogen manusia. Oleh karena itu, tidak cukup kuat untuk menyebabkan perubahan hormonal yang signifikan pada pria. Ahli gizi lainnya, Rhianon Lambert, menambahkan bahwa mengonsumsi susu kedelai 1 hingga 2 porsi per hari tidak berbahaya bagi pria maupun wanita.

Kesimpulannya, rumor bahwa laki-laki tidak boleh minum susu kedelai adalah tidak benar. Susu kedelai merupakan alternatif minuman sehat yang kaya protein dan nutrisi, dan aman dikonsumsi oleh semua orang asalkan dalam jumlah yang wajar.

Sumber Referensi: Studi dan Fakta Terkait Konsumsi Susu Kedelai pada Laki-Laki

Untuk memperkuat penjelasan terkait konsumsi susu kedelai oleh laki-laki, beberapa penelitian telah dilakukan oleh berbagai lembaga dan diterbitkan dalam jurnal medis. Harvard School of Public Health, misalnya, dalam artikelnya berjudul “Straight Talk About Soy” mengklarifikasi berbagai mitos seputar kedelai, termasuk efeknya pada kesehatan pria. Selain itu, Hone Health juga merilis artikel berjudul “What Most Men Get Wrong About Soy” yang menjelaskan kesalahpahaman umum tentang konsumsi kedelai oleh pria.

Penelitian yang lebih spesifik, seperti yang dilakukan oleh Imai et al. dalam jurnal Internal Medicine tahun 2022, menunjukkan bahwa asupan isoflavon dalam dosis yang sangat tinggi bisa menyebabkan masalah hormonal pada pria, seperti hipogonadisme. Penelitian serupa yang dipublikasikan oleh Human Reproduction pada tahun 2008 juga menemukan hubungan antara konsumsi isoflavon dan kualitas sperma yang lebih rendah, tetapi kebanyakan partisipan dalam studi tersebut juga mengalami obesitas, yang bisa menjadi faktor tambahan.

Studi lainnya, yang diterbitkan dalam jurnal Nutrition tahun 2011 oleh Siepmann et al., mengaitkan konsumsi produk berbasis kedelai dalam jumlah besar dengan disfungsi ereksi dan penurunan testosteron. Namun, sebagian besar temuan ini melibatkan dosis isoflavon yang jauh lebih tinggi daripada yang biasa dikonsumsi dalam diet sehari-hari.

Dengan mengacu pada berbagai studi ini, jelas bahwa konsumsi susu kedelai dalam jumlah moderat tidak berdampak signifikan pada kesehatan pria secara umum.

 

Baca juga artikel kesehatan lainnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *