Rendang – Rendang, masakan khas Minangkabau, bukan hanya kebanggaan Sumatera Barat tetapi juga simbol kekayaan kuliner Indonesia. Hidangan ini pernah dinobatkan sebagai makanan terenak di dunia oleh CNN pada tahun 2017, menjadikannya ikon kuliner yang diakui secara internasional. Kini, langkah lebih besar sedang dilakukan untuk mengangkat rendang ke tingkat dunia dengan mengusulkannya sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO pada tahun 2025.
Menurut Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah III, Undri, proses pengajuan ini sudah mulai dipersiapkan dengan serius. “Kita sedang menyiapkan rendang sebagai warisan dunia kepada UNESCO,” ungkap Undri saat diwawancarai di Padang, seperti dikutip oleh Antara, Kamis (21/11/2024).
Proses ini menjadi bukti nyata komitmen Indonesia dalam melestarikan budaya lokal sekaligus mengenalkan kuliner khas Nusantara kepada dunia. Jika berhasil diakui, rendang akan semakin memperkokoh posisinya sebagai salah satu kebanggaan bangsa yang tak hanya lezat, tetapi juga sarat makna budaya.
Tantangan dalam Proses Pengajuan Rendang sebagai Warisan Dunia
Proses pengajuan rendang sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO bukan tanpa tantangan. Meski Pemerintah Provinsi Sumatera Barat telah menyerahkan sejumlah dokumen ke Kementerian Kebudayaan sejak 2023, ada beberapa hal yang masih perlu dilengkapi untuk memenuhi standar UNESCO.
Salah satu kekurangan utama adalah naskah sejarah rendang, yang menjadi elemen penting dalam pengajuan. Naskah ini harus memuat informasi lengkap tentang asal usul, nilai budaya, dan peran rendang dalam tradisi masyarakat Minangkabau. “Sebetulnya 2023 sudah diusulkan, namun beberapa bahannya terutama naskah tentang sejarah rendang masih perlu dilengkapi untuk disempurnakan,” ujar Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah III, Undri.
Selain itu, pendataan komunitas pelestari rendang menjadi langkah penting lainnya. Komunitas-komunitas ini harus diidentifikasi dan dicatat untuk menunjukkan bahwa tradisi membuat rendang masih hidup dan diwariskan secara aktif di tengah masyarakat.
Saat ini, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat terus bekerja untuk menyempurnakan materi pengajuan. Setelah dokumen lengkap, berkas tersebut akan diajukan kembali ke Kementerian Kebudayaan untuk selanjutnya diteruskan ke UNESCO.
Tantangan ini menunjukkan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, komunitas lokal, dan peneliti budaya untuk memastikan rendang mendapatkan pengakuan yang layak sebagai salah satu warisan budaya dunia.
Sejarah dan Filosofi Rendang: Kekayaan Tradisi Kuliner Minangkabau
Rendang bukan sekadar makanan, tetapi juga simbol budaya dan filosofi masyarakat Minangkabau yang kaya makna. Catatan sejarah menunjukkan bahwa makanan ini telah dikenal sejak abad ke-16, ketika masyarakat Minangkabau membawa rendang sebagai bekal perjalanan panjang menuju Singapura dan Selat Malaka.
Meskipun asal usul resep rendang tidak sepenuhnya diketahui, beberapa ahli percaya bahwa makanan ini mendapat pengaruh dari kuliner Arab dan India. Dugaan ini masuk akal, mengingat pada abad ke-15, wilayah Minangkabau adalah salah satu pusat perdagangan rempah-rempah internasional, di mana interaksi budaya sangat intens.
Awalnya, rendang dibuat menggunakan daging kerbau, yang terkenal tahan lama meskipun dimasak dalam waktu lama. Teknik memasak ini memungkinkan makanan tetap awet selama perjalanan jauh. Kini, daging sapi lebih sering digunakan karena teksturnya yang lebih empuk dan mudah ditemukan.
Nama “rendang” berasal dari istilah “marandang”, yang berarti memasak santan hingga kering. Proses memasak inilah yang menjadi inti pembuatan rendang, melibatkan pengurangan santan secara perlahan hingga menghasilkan tekstur kaya rempah dan rasa yang mendalam.
Lebih dari sekadar makanan, rendang mencerminkan ketekunan, kebersamaan, dan penghargaan terhadap tradisi. Filosofi ini menjadikan rendang lebih dari sekadar kuliner lezat, tetapi juga sebuah warisan budaya yang layak untuk dilestarikan.
Apa yang Membuat Rendang Istimewa di Mata Dunia?
Rendang bukan sekadar makanan biasa bagi masyarakat Minangkabau, tetapi juga simbol perayaan dan tradisi, terutama pada momen penting seperti Idul Fitri dan Idul Adha. Kekayaan rasa dan proses pembuatannya yang khas telah menjadikan rendang sebagai hidangan yang diakui secara global.
Pada tahun 2017, CNN menobatkan rendang sebagai makanan terenak di dunia, sebuah pengakuan yang menegaskan keistimewaan kuliner ini. Dalam ulasannya, CNN menyebutkan bahwa rendang adalah perpaduan sempurna antara santan dan berbagai rempah-rempah tradisional, seperti:
- Serai,
- Lengkuas,
- Kunyit,
- Jahe, dan
- Cabai.
Proses memasaknya yang panjang, terkadang hingga berjam-jam, menciptakan cita rasa manis, pedas, dan gurih yang khas. Kombinasi ini tidak hanya memberikan kompleksitas rasa, tetapi juga daya tahan rendang yang terkenal awet meskipun disimpan dalam waktu lama.
Keistimewaan ini membuat rendang tidak hanya disukai di Indonesia, tetapi juga dikagumi oleh penikmat kuliner di seluruh dunia. Dengan statusnya yang istimewa, rendang menjadi salah satu warisan budaya kuliner yang layak mendapatkan pengakuan sebagai Warisan Dunia UNESCO.
Baca juga artikel kesehatan lainnya.